Tulungagung - Pembina Pimpinan Cabang (PC) Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Kabupaten Tulungagung, Mochammad Ubaidillah Suwito mengimbau agar semua pihak menahan diri dan tidak menggunakan atribut perguruan demi menjaga kondusifitas dan Persatuan pesilat di Indonesia.
Hal tersebut dikatakannya karena adanya insiden antara perguruan silat yang terjadi beberapa pekan terakhir di wilayah Kediri, Tulungagung dan sekitarnya.
"Untuk mennyikapi kondisi terkini sesuai instruksi dari pusat, dimohon Pagar Nusa atau Gasmi untuk tidak memakai atribut dulu. Kecuali pada saat latihan atau acara resmi, " tulis Mochammad Ubaidillah Suwito, pada Jum'at (13/01/2023) yang diterima Jabar.Indonesiasatu.co.id grup.
Menurut Mbah Wito, sapaan akrabnya, menggaris bawahi apa yang telah disampaikan dalam Rapat Koordinasi Forkopimda bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Paguyuban Pencak Silat di Pendopo Kongas Arum Kusumaningbongso kemarin perihal tujuan pencak silat.
Baca juga:
CMMI Sebut Gubernur Gagal Membangun NTB
|
"Pada intinya kami dari perguruan manapun tujuannya sama. Demi Indonesia dan NKRI, " ujarnya disambut riuh tepuk tangan hadirin.
Pengasuh Padepokan Gasmi Kabupaten Tulungagung ini meminta aparat hukum dalam menyelesaikan kasus yang menimpa antar perguruan silat tidak tebang pilih. Siapa pun orang yang bersalah melakukan tindak pidana harus diproses sebagaimana mestinya.
"Yang jelas semua tadi, pada intinya ketegasan seorang aparat. Tidak pandang bulu tidak ada iming-iming apa pun, " bebernya.
Pria yang juga sebagai pengusaha ini menambahkan dalam memproses pidana harus adil. Beliau menukil Pancasila kedua yakni, kemanusian yang adil dan beradab. Dirinya meminta tidak ada embel-embel latar belakang pelaku sehingga bisa lolos dari jeratan hukum.
"Jadi meminta aparat hukum berlaku adil, seusai Sila kedua, jangan ada itu-itu. Siapa pun yang salah tetap salah, " ujarnya.
Mbah Wito mengaku, peran Forkopimda dan masyarakat sangat penting dalam meredam kasus pergolakan antar perguruan silat.
Mbah Wito juga meminta pemerintah bersikap netral, tidak memihak ataupun menjadikan berat sebelah soal perhatian lebih kepada salah satu perguruan silat.
"Peran Pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam menyikapi hal ini, Kami meminta Forkopimda bersikap adil, jangan sampai ada yang menjadi anak tiri, semua perguruan sama, " tandasnya.
Sementara, Kapolres Tulungagung, AKBP Eko Hartanto menanggapi selaras pernyataan Pembina PSNU Pagar Nusa Tulungagung. Akan tetapi, belum menjiwai hingga tataran grassroots atau sampai bawah. Ketika tokoh, pelatih memberikan wawasan seharusnya dilakukan tidak membuat gesekan antar perguruan.
AKBP Eko dalam menangani kasus tersebut berkomitmen tidak akan tebang pilih. Semua warga perguruan silat yang ada di Tulungagung ketika dengan sengaja membuat kerusuhan atau melakukan tindak pidana akan diproses sebagaimana mestinya.
"Saya tanggung jawab penuh atas situasi Kamtibmas di Tulungagung. Saya tidak ada tawar-menawar kalau sudah tindak pidana, Pak Kajari, kasih pemberatan. Ini berulang kali, saya meminta maaf saya berbicara seperti ini karena sudah pegal saya, " Pungkasnya. (Fr)
Sumber: Nu Online